Jelang release dan tayangnya Maleficent 2 di oktober 2019, saya berulangkali mencari tau tentang garis besar film tersebut. Tujuanya tak lain agar memastikan film yang akan saya tonton adalah film yang benar-benar dapat saya nikmati entah itu dari segi alur ataupun genre dari film tersebut.
Berkaca dari pengalaman beberapa minggu lalu saat menonton film Joker yang di sutradarai Todd Philips yang release bulan lalu. Kalau dari review yang saya baca, banyak sekali netizen yang berpendapat film ini bagus. Ya kembali lagi, bagus atau tidak menurut saya relatif. Karna saya sama sekali tidak dapat menikmati alurnya yang menurut saya tidak fluktuatif seperti layaknya alur film hollywood pada umumnya, jadi saya tidak dapat menikmati dengan baik film ini.
Baiklah, kembali ke Maleficent. Genre fantasi termasuk salah satu genre film yang cukup menarik perhatian buat saya. Twilight dan Harry Potter serta Narnia menjadi tiga teratas yang saya sukai dari film bergente fantasi. Lantas, sebelum memutuskan menonton Maleficent 2 yang di perankan Aktris berbibir seksi ini ada baiknya saya ataupun teman-teman yang berniat membeli tiketnya di bioskop kesayangan menyaksikan Maleficent 1 terlebih dahulu. Dan mumpung sore ini saya kelar menonton, postingan kali ini akan saya ulas demi membantu teman-teman Net yang penasaran dengan film Maleficent 1 versi 2014.
Secara garis besar, menurut saya film ini mengisahkan kembali kisah Aurora sang putri tidur dari sudut pandang si peri jahat pemberi kutukan, Maleficent. Maleficent kecil merupakan seorang peri hutan yang hidup tidak jauh dari istana. Di hutan tempat ia tinggal, ia hidup berdampingan dengan damai bersama peri-peri dan penghuni hutan lain. Kehidupanya cukup menyenangkan dan bahagia walaupun tidak dikisahkan bagaimana Maleficent bisa hidup tanpa kedua orang tuanya.
Kehidupanya berubah ketika bertemu dengan Stefan. Anak yatim piatu miskin yang nyasar ke hutan tempat Maleficent tinggal. Semenjak pertemuan awal akhirnya mereka semakin dekat dan perlahan Maleficent dewasa diam-diam menaruh hati pada Stefan.
Setelah mereka dewasa dan stefan mulai jarang menemui Maleficent, isu bahwa Moors (hutan tempat tinggal Maleficent) memiliki kekayaan alam yang luar biasa terdengar sampai ke istana sehingga raja memutuskan untuk melakukan penyerangan ke hutan tempat Maleficent tinggal.
Namun tentunya, dengan kekuatan Maleficent dewasa sebagai peri hutan terkuat saat itu membuat usaha Raja gagal. Banyak prajurit tewas ketika penyerangan itu terjadi. Dan Raja yang sudah menua dan mulai jatuh sakit menaruh dendam pada Maleficent dan tetap pada ambisinya menguasai Moors. Untuk itu, ia membuat sayembara bagi siapapun yang bisa membunuh Maleficent, akan didaulat menjadi raja sekaligus dinikahkan dengan sang putri.
Mendengar hal ini, Stefan pada malam yang sama menemui Maleficent. Mengungkapkan permintaan maaf karna sudah lama tidak mengunjungi Maleficent yang lantas membuat hati peri hutan itu seketika luluh. Mereka berbincang semalaman, hingga suatu waktu ketika Maleficent merasa haus, Stefan memberikan botol minum yang sebelumnya sudah diisi dengan ramuan yang seketika membuat Maleficent tertidur pulas. Awalnya Stefan berniat kembali ke istana dengan membawa kepala Maleficent demi tahta yang di janjikan sang raja. Namun pertemananya yang dijalin dengan peri hutan sedari kecil, membuatnya tak berani membunuh maleficent. Jadilah malam itu ia memotong kedua sayap yang dimiliki Maleficent, membawanya ke istana dan menukarkan dengan tahta.
Sebangun dari tidur pulas, Maleficent berteriak hingga teriakan kesakitanya terdengar ke seluruh penjuru negri. Mengetahui kedua sayapnya telah hilang dicuri sahabat dan cinta pertamanya. Belum lagi setelah ia tau Stefan dan sang putri yang telah menjadi ratu telah dikaruniai seorang putri mungil.
Semenjak itu Maleficent berubah menjadi orang yang berbeda. Dendamnya membuat menjadi dingin dan berambisi menghancurkan hidup stefan hingga suatu hari pada saat pemberkatan sang putri yang baru lahir, ia datang sebagai tamu tak di undang, menyampaikan kutukan pada sang putri bahwa di umurnya yang ke 16 sang putri akan tertusuk jarum yang akan membuat ia tertidur selamanya dan hanya dapat di bangunkan oleh ciuman cinta sejati.
Keunikan dari kisah Maleficent ini justru terlihat setelah ia menyampaikan kutukan tersebut. Nampaknya ia sangat ingin menyaksikan dengan kedua mata kepalanya bagaimana kutukan tadi bekerja dengan mengikuti dan membututi kehidupan Aurora (sang putri raja) yang dititipkan oleh ayahnya pada 3 peri kecil di sebuah gubuk di tengah hutan. Ntah bagaimana itu bisa terjadi, kebencian pada Aurora tadi seiring berjalanya waktu berubah menjadi rasa sayang. Seringkali Maleficent ditengah waktu yang ia habiskan untuk memata-matai Aurora menyelamatkan hidup Aurora kecil yang hidup dengan 3 peri yang sebetulnya tidak becus merawatnya.
Sementara Maleficent dan Aurora hidup secara berdampingan secara tidak langsung hingga hingga Aurora tumbuh dewasa, di istana, Raja Stefan sibuk menyiapkan rencana untuk membunuh Maleficent. Sembari mengumpulkan seluruh alat jahit atau jarum jahit dalam suatu gudang terpencil di istana. Berharap Aurora luput dari kutukan tadi. Raja larut dalam ke-depresianya atas kutukan yang di hunuskan oleh Maleficent pada putri kecilnya hingga ia lupa cara mengasihi sang putri dan secara tidak sadar mengabaikan sang putri yang hidup di dalam hutan bersama 3 peri konyol.
Nah, yang paling berkesan buat saya ada pada scene yang tidak diceritakan di kisah Aurora. Dimana pada suatu malam, Maleficent sadar telah melakukan kesalahan karna telah mengutuk Aurora sehingga mencabut kutukan pada sang putri. Namun sayang, pencabutan kutukan itu gagal. Namun bisa saya rasakan kembali hati Maleficent yang mulai menjadi hangat ketika mengenali Aurora lebih dekat.
Selang berjalanya waktu, kutukan tidak bisa dihindari. Dan ulang tahun ke 16 Aurora akhirnya ia tertidur pulas karna jarinya mengenai jarum. Dengan rasa bersalahnya terhadap Aurora, Maleficent mendatangi istana untuk membawa seorang pangeran yang menurutnya kala itu bisa mencabut kutukan Aurora. Nah, pada saat klimaks inilah hati saya meleleh dibuatnya. Yang mana ternyata pangeran tersebut tidak berhasil membangunkan Aurora dari tidurnya melainkan kecupan hangat dari Maleficent dan tangisan kesedihan dari Maleficent sendirilah yang mencabut kutukan tadi.
Film diakhiri dengan pertempuran hebat antara raja Stefan dan Maleficent yang akhirnya mendapatkan sayapnya kembali serta berakhir dengan terbunuhnya Raja Stefan yang jatuh dari menara akibat mencoba membunuh Maleficent.
Nah ini nih, yang menjadi cikal bakal-asal muasal kenapa di Maleficent 2 Aurora bisa hidup berdampingan sebagai anak angkat dari Maleficent. Jadi setelah ini kayaknya teman-teman Net sudah bisa langsung memesan tiket Maleficent 2 dan bisa menikmati dengan sempurna karna sudah ter-connect ke cerita sebelumnya.
Sampe ketemu di review Maleficent 2 ya teman-teman. 😁
Comments
Post a Comment