Skip to main content

Harga Sebuah Percaya - Tere Liye (Resensi Novel)



Hallo...
Bulat 2 bulan sudah lamanya blog ini dicuekin. Kalau boleh sedikit curhat, sebenernya aku sedang menjalani hari-hari yang cukup sulit. Semenjak resmi menjadi pengangguran di Mei lalu, aku sibuk banget sama urusan nyari kerja. Beberapa minggu lalu aku diterima disalah satu Bank sebagai Frontliner. Dengan berat hati aku menolak hasil seleksi berhubungan dengan ketidaksetujuan orang tuaku dengan wilayah penempatanya yang cukup jauh. (Balada anak tunggal, hehe). Ini tentu tidak mudah buatku. Menolak pekerjaan?? Jaman now?? Siapa yang kuat?? Aku pasti dikira terlalu banyak makan micin pake teh setelah melakukan ini. Tapi, karna hatiku tenang setelah curhat sama Allah sehabis subuh waktu itu, insyallah aku akan dapat rejeki yang lebih baik. Awalnya takut kualat karna bisa dibilang "menolak rejeki" tapi aku berfikir lagi, semoga dengan besarnya pengorbananku ini aku bisa mendapat hal yang besar pula. Dan alhamdulillah saat ini aku udah di penghujung tes di Bank BRI Padang Panjang. Semoga mamaku yang meridhoi aku untuk lulus di Bank ini (karna kalau lulus bisa tinggal deket mama dan cuma itulah satusatunya keinginan mama saat ini) sejalan sama ridho yang Allah berikan. Karna, ridho orang tua juga ridho Allahkan? Usaha udah, doa juga ngga putus-putus. Well.. hasilnya aku serahkan seutuhnya pada Allah dengan harapan sewajarnya agar nanti kalau hasilnya tidak sesuai harapan, aku tidak terlalu kecewa. Mohon doaanya ya.. Hehe

Btw kalau tidak salah ini adalah ulasan pertamaku tentang buku-buku yang aku baca. Aku senang membaca dari SD sampai-sampai dulu aku menyulap rak sepatu bekas jadi perpustakaan mini di kamarku. Tapi udah gaada lagisih sekarang semenjak pindah ke rumah yang sekarang. Saking senangnya membaca, dulu tiap minggu aku pasti mampir ke toko buku yang ada di perempatan di kotaku buat beli buku atau baca-baca aja. Tergantung jumlah sisa uang saku yang berhasil aku kumpulkan. Kalau cukup buat beli buku ya beli, kalau ngga ya baca-baca aja atau sekedar menyapa penjualnya yang udah kenal sama aku.

Well.. kembali ke novel Tere Liye "Harga Sebuah Percaya" yang dulunya temenku bilang judulnya adalah "Sang Penandai". Jadi.. apa itu sang Penandai?

Baiklah, sebelum kita masuk sepotong demi sepotong kisah yang ingin disampaikan Tere Liye melalui novel ini ada baiknya kalian harus tau dulu siapa itu Sang Penandai. Sang Penandai adalah seorang yang digambarkan Tere Liye sebagai sesosok pak tua yang bersahaja. Lengkap dengan capung-capung yang beterbangan pertanda kehadiranya. Sementara untuk perananya sendiri adalah sebagai "Pengendali" dongeng. Ngomong-ngomong soal dongeng tentu akan segera ingat dengan cerita-cerita pengantar tidur yang diceritakan orang tua kepada anak-anaknya. Pada novel ini, cerita-cerita itu dipercaya sudah ada sejak lama dan di sampaikan turun temurun. Nah, sang Penandai adalah sutradara dari dongeng-dongeng itu. Ia punya andil yang besar dalam menentukan keputusan yang dibuat di pemeran utama dalam dongeng sehingga mempengaruhi jalan ceritanya.

Adalah Jim, seorang pemuda dari sebuah kota kecil. Yatim piatu, sebatangkara, tidak berpendidikan tinggi, dan miskin. Kira-kira itulah yang dapat menggambarkan sosok dari seorang Jim. Tapi Tuhan selalu adil bukan? Pada segelintir kekurangan yang ia miliki, ada satu kelebihan yang membuatnya cukup dikenal di kota itu. Yaitu kemahiranya memainkan Biola. Kemahiran yang aku lupa dari mana ia dapatkan ini membuatnya dikenal hampir seluruh warga kota karena tidak ada acara pernikahan di kota itu tanpa penampilan Jim dengan biolanya.

Hidup Jim yang gitu-gitu aja berubah semenjak bertemu seorang gadis di salah satu acara pernikahan. Gadis itu pulalah yang mengubah kehidupan Jim. Membuat Jim harus ikut berlayar ke sebuah tempat yang bernama "Tanah Harapan" yang sendirinya adalah sebuah tempat yang belum ada di peta, sebuah tempat yang tidak sedikit orang meragukan kebenaranya.

Ada segelintir kesamaan cerita di novel ini dengan novel "Rindu". Salah satunya adalah latar belakang cerita di atas kapal yang mengarungi lautan lepas. Hal menarik dari novel ini adalah kejadian-kejadian yang ditemukan di lautan lepas. Dari bertemu bajak laut, penyu-penyu raksasa dan kisah-kisah mereka ketika singgah di beberapa daerah untuk mengisi suku cadang kapal.

Baiklah, akan aku singgunh sedikit agar kalian tidak penasaran. Sebenarnya tujuan Jim ikut berlajar ke tanah harapan adalah untuk melupakan gadis yang ia temui di pesta pernikahan itu. Keputusan ini ia ambil setelah beberapa kali di beri saran oleh si Sang Penandai. Terhadap banyak hal yang Jim temui selama berlayar, ia sadar bahwa sesungguhnya hakikat melupakan adalah tidak dengan pergi sejauh-jauhnya. Melainkan berdamai dengan kenangan itu sendiri, memeluk semua luka itu dengan damai. Buku yang tepat untuk dibaca jika kamu sedang mencari-cari makna melupakan, dan berusaha menghilangkan seseorang dari ingatanmu (baca: buku paling tepat buatmu kalau kamu baru saja putus cinta, wkwk)

Karya-karya Tere Liye hampir selalu tidak pernah mengecewakan. Cara penyampaianya yang cukup sederhana dan apa adanya membuat hati setiap pembaca merasa nyaman. Tapi kalau boleh jujur, aku agak terganggu dengan beberapa alur yang kurang realistis. Maksudnya.. aku kurang setuju jika alurnya yang sebetulnya realistis di bumbui dengan alur-alur magis seperti kehadiran dan kekuatan yang dimiliki si Sang Penandai.

Tapi untungnya semua terobati dengan kata-kata bijak sang penulis yang hampir dapat kutemui pada setiap paragrafnya. Seperti seharusnya karna penulisnya adalah Tere Liye, sosok yang tau banyak kata-kata bijak tentang cinta, sosok yang awalnya aku kira adalah seorang perempuan. Hehe

Over all, ini buku yang bagus buat kamu baca. Semoga postingan ini bermanfaat. Terimakasih sudah membaca setelah sebelumnya mendengarkan curhatanku. Wkwk. See you !!

Comments

Popular posts from this blog

Sore : Istri dari masa depan (Film Review)

Hai.. ini adalah postingan kedua blog ini. Setelah daftar hal-hal yang bakalan aku share di blog mulai menggunung, maka aku memutuskan untuk me-review salah satu film yang baru-baru ini aku tonton via youtube. Karna memang setau aku film ini tidak di pertontonkan di layar lebar, melainkan hanya diterbitkan di youtube per-episodenya. Sebenernya waktu itu aku ngga lagi pengen nonton film, tapi pas aku lagi dengerin lagu di salah  satu akun yang aku subscribe di youtube  (IndieLokal), muncul vidio rekomendasi dari youtube yaitu vidio clipnya lagu Kunto Aji yang mungkin baru-baru release, judulnya I'll Find You. Sebenernya sih aku ngga terlalu suka Kunto Aji, cuma karna latar belakang vidio clipnya sore-sore gitu aku jadi penasaran. Dan setelah aku dengerin. Yepp... lagunya ternyata bagus. Buat kalian yang mungkin juga suka lagu-lagu indie accoustic mungkin bakalan suka sama lagu Ill Find You dari Kunto Aji ini. Dan ada yang ngga kalah menariknya. Yaitu Vidio clipnya yang ...

Gita Savitri, Childfree dan Budaya Patriaki

Baru-baru ini netizen heboh banget karna komentar seorang influencer di social medianya. Komentarnya gini. source : Instagram @lambe_turah Bener aja, si Gita Savitri ini langsung dihujat ama netijen. Dari yang ngatain sewajarnya bahwa komentar doi ga pantes sampe yang menghujat bahwa sebenernya doi itu mandul tapi gengsi aja mengakuinya. Terus netijen yang awalnya ga kenal sama influencer ini jadi tau siapa Gita Savitri ini. Siapa sih Gita Savitri? Jadi Gita Savitri Devi ini adalah seorang influencer asal Indonesia yang tinggal di luar negeri. Setelah menamatkan kuliahnya dibidang ilmu kimia, Gita menikah dengan seorang temanya sesama mahasiswa Indonesia yang  juga berkuliah diluar negri, terus Gita ini sekarang selain sebagai youtuber dan influencer kerja di perusahaan kosmetik. Jadi sebelum jadi konten kreator di youtube keak sekarang, doi aktif menulis di blog. Judulnya A Cup of Tea. Inilah kali pertama aku mengenal Gita Savitri. Isi blognya rata-rata adalah sudut pandang pribad...